Selasa, 02 Juni 2009

Ubah kelemahan menjadi kekuatan ketika Anda menghadapi krisis pada merek Anda!

Fatur Rozi pada 02 Juni 19:02
waaooo...!Mengubah kelemahan menjadi kekuatan tidak semudah membalikan telapak tangan.Tapi memang betul jika kita mampu mengubahnya itu akan menjadi luar biasa,tidak ada yang tidak mungkin salagi kita mau berusaha dan tidak putus asa.Banyak jalan menuju roma kata mamaku.


Yusan Triananda pada 02 Juni 20:49
contoh: yang lamban bisa diangkat/dipasarkan sehingga dipersepsikan arief...teliti..hati2...gitu pak yah ...:)...

atau contoh yang lebih "netral":
hotel kamar tidak terlalu banyak, dipasarkan sbg hotel butik...di mana dipersepsikan pelayanan bisa lebih intensif dari pada hotel kamar banyak ...


Seight Ibagaza pada 02 Juni 22:13
Jangan Menghitung Masalah Ketika Lemah..Hitung Berapa Banyak Jalan Keluar Yang Kita Punya..Siapa Mau Ikut Kompetisi Memang Mesti Jadi Petarung Bahkan Melawan Diri Sendiri Ketika Lemah..Mesti Berani Meski Berhadapan ' Jenderal Sekalipun


Andi Sofyan Hasdam
pada 02 Juni 22:15
Ya. Tapi merobah kelemahan menjadi kekuatan itu juga memerlukan kekuatan tersendiri. Dan yang paling penting bagaimana kita mendiagnosis kelemahan kita.


Eko Satiya Hushada
pada 02 Juni 22:16
@Fatur: Mantap!

@Pak Yusan: Contoh pertama mungkin lebih tepat untuk kasus kelemahan menjadi kekuatan pada krisis merek. Di sini manajemen isu sangat diandalkan. tapi contoh kedua tidak bisa digolongkan krisis merek, karena sejak awal memang dirancang sebagai hotel butik dengan jumlah kamar terbatas. dan ini memang menjadi kekuatan merek mereka.

Eko Satiya Hushada pada 02 Juni 22:36
@Sendy: Menghitung (mungkin lebih tepat membedah) kelemahan untuk menjadi pemenang. Jangan sampai terjadi, kelemahan tidak disadari ketika krisis semakin menjadi.

@Pak SH: Makasih sudah bergabung, Pak.

Re-branding biasanya dilakukan atas pertimbangan; Brand Crisis, Regulation Change, Competitor Change & Customer Change.

Yusan Triananda pada 04 Mei 11:05
contoh XL yang awalnya untuk kalangan atas, jadi turun untuk semua, sampe ke warung2...betul pak yah?


Eko Satiya Hushada
pada 04 Mei 11:13
ya pak. itu termasuk re-branding atas pertimbangan customer change dan atau competitor change. btw, Wiranto perlu juga melakukan re-personal branding, pak. brand 'pelaku pelanggaran HAM' sudah melekat. bener gak, pak?


Yusan Triananda
pada 04 Mei 11:18
hehehehe..padahal saya udah sengaja enggak mau sebut2 cewapres itu, bapak yang sebut loh yah...:)..
wiranto perlu rebranding, karena brand crisis kah, regulation change kah atau customer change pak?

kalo customer change, setahu saya, rakyat indo pelupa pak..
asal dikasih jargon2 dikit, amnesia...


Eko Satiya Hushada
pada 04 Mei 11:27
Hahahaha... di indonesia memang ada istilah 'amnesia politik', pak. gampang melupakan. baik elit maupun akar rumputnya. makanya demokrasi kita menjadi demokrasi terarah. tergantung yang mengarahkan. hehehe...

Wiranto harus melakukan re-personal branding atas pertimbangan brand crisis. skr gerakan melawan wiranto maupun prabowo sudah cukup kenceng ... Baca Selengkapnyakhususnya teman-teman di Jakarta. nanti akhirnya JK-WIN disibukkan dengan urusan menghadapi serangan2 ini, sementara sby melenggang memperkuat brand nya. makanya saya katakan, jk-win perlu kerja keras.

Buzz marketing dapat menciptakan word of mouth (WoM). Low budget, high impact.

Yusan Triananda pada 12 Mei 10:19
ini kalo di militer, menggunakan struktur komando teritorial pak yah? ada yang ditaro untuk nge-buzz....:)...???

pesbuk dg STATUS nya ...cocok ...jg.

kapan adakan seminar marketing pak?


Eko Satiya Hushada
pada 12 Mei 11:07
Musik tanpa bas juga gak enak, ya pak. hehehe..
Buzz marketing singkatnya; kegiatan hiburan atau berita yang menarik, agar orang membicarakan merek Anda. Ini bagian dari strategi WoM. Masyarakat yang kemudian menjadi sales kita untuk menyampaikan berita ke orang lain tanpa harus beriklan di media.
Misalnya, hotel mesra menggelar kegiatan lomba ... Baca Selengkapnyamasak nasi goreng dengan peserta yang melingkar dari Hotel Mesra, Pahlawan 1, hingga kembali memutar di Bayangkara. Dilaksanakan secara serentak dengan peserta masyarakat setempat. Ini kemudian menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Agar efek positifnya ke merek Hotel Mesra, buat nama eventnya 'Lomba Masak Nasi Goreng Mesra'. Pesertanya suami istri . harus menunjukkan kemesraan saat masak. so, menarik juga jika Mesra menggelarnya, Pak! hehehe..


Dewi Herbal pada 12 Mei 11:08
High impact.. Hik.. Hik.. Kaya aerobic az btw aq senang dpt ilmu trs dr mas eko neehh

Kini eranya cult brand, merek menjadi 'agama' bagi konsumen. Bangun loyalitas pelanggan Anda untuk mencapai cult brand

Edi Setiawan pada 19 Mei 14:17
Ada yg lebih canggih drpd itu mas..merk menjadi "Tuhan" bg konsumen..dan saya sudah melihatnya,mereka bela2in tengkar dg ortu gr2 produk merk trtntu..kerjaan mapan ditinggal,dll.gmn?


Hamdi Abdillah pada 14:27 19 Mei melalui Facebook Seluler
Produk barang yang berlebel/branded dan teruji, sangat disukai orang. Kecuali buatan sendiri.


Inab Geiger
pada 19 Mei 14:28
NGGA SETUJU....., jangan ngomporin orang jadi konsumeris ah...., ;-) dulu merk2 TOP kaya ADIDAS, PUMA, dll adalah jaminan mutu.. di era global spt sekarang, barang2 be merk banyak buatan CHINA, yg di produksi secara massive, ndak ada kaitan dg mutu dan menggunakan tenaga kerja murah... yg sering di iringi dengan pelanggaran HAM
Cintailah produk lokal.., jadilah konsumen yg selektif, cerdaslah thd iklan gencar.... (Direktur marketing kok di lawan.., ha...ha...ha...)


Yusan Triananda
pada 19 Mei 14:34
di dunia IT, apakah linux, windows, atau apple udah kaya perang agama...kultus

di dunia IT jg dalam pemilihan database, pemakai oracle vs db ibm vs sql server...berantem kaya kultus, bukan lagi argument tehnis....

lah kalo udah kultus dalam pilpres? pejah gesang bla bla bla..:)??? gimana pak...lari2nya ke BRANDING lagi ini pak ESA...hehehe SUSAH, mau dikasih argumentasi tehnis ...udah kena CITRA...weh weh.....


Edi Setiawan pada 19 Mei 14:52
Makanya bener kt Yasraf A Piliang di buku Transpolitika,kalau sekarang ini benernya kita perang IMAGE,perang CITRA, dan media mendukung penghancuran citra Indonesia..hehe merk juga gitu,isinya perang image


Eko Satiya Hushada pada 19 Mei 14:53
#Pak Hamdi: Iya pak, produk teruji pasti selalu dipilih.

#Mbak Inab: Saya no comment, kalah ilmu dengan direktur marketing. Hahaha.. persoalannya memang, merek tidak berkualitas pun bisa menjadi 'agama' bagi konsumen. karena mereka merasakan manfaatnya. akhirnya, kembali ke konsumen sebagai penentu.

#Pak Yusan: Sama dengan yang dikatakan Mbak Inab, Pak. Gak selamanya merek kuat produknya bermutu. brand value lebih di depan. Merek cina dipilih karena murah. value-nya pada price. ... Baca Selengkapnya
Produk jelek tapi citra udah terbentuk kuat, akhirnya tetap dipilih. ada satu hal lagi yang menguntungkan sby, bahwa sifat manusia yang selalu ingin menjadi bagian dari kemenangan. karena SBY sudah digembar-gemborkan bakal menang, akhirnya masyarakat ikut pilih sby.


Fatur Rozi pada 21 Mei 12:32
Tentang SBY menurut saya Beliau hebat manarik simpati rakyat.Gaya politik yang luar biasa dan sangat menawan.Sebagai contoh kecil di kutim,di kalangan pegawai merasa sejahtera di masa Pemerintahan SBY.Secara tidak langsung SBY akan memperoleh suara terbanyak siapapun pasangannya.SBY luar biasa, bisa memanfaatkan jabatan dengan hal yang positif.Rakyat sejahtera SBY makin bersinar.GOOD LUCK....!

Mie Instan Rasa Presiden

Yusan Triananda pada 31 Mei 9:10
buzz marketing enggak ini mas, untuk indomie?


Andi Ade L. Fathir pada 31 Mei 14:00
Apapun yg dilakukan oleh Tim SBY akan ditafsirkan sebagai bagian dari strategi yg hebat. Kenapa? Karena SBY akan menang bukan karena strategi apapun, tetapi karena lawan-lawannya yg terlampau lemah. Tanpa iklanpun dia akan menang (Nguping pembicaraan di warung jenggo)


Eko Satiya Hushada
pada 01 Juni 0:57
@Pak Yusan: Iya Pak, buzz marketing. menciptakan suatu hal yang dapat menjadi pembicaraan di masyarakat. Bagi indomie maupun sby.


Waty Pujo
pada 01 Juni 12:15
Rasa ibu2 sih....sangat cocok aja tengoklah Slogannya:
SBY:LANJUTKAN...Bandingkan JK:Lebih cepat lebih baik (mana enak....) atw Megapro: Uwang Cilik (enak Uwang besar lah....)


Savira Sengker pada 02 Juni 9:51
sangat cocok dg kondisi ind. kapanpun daya beli masy msh turun, mie instan ttp fav. menunggangi "mie instan" ini ide yg sama dengan kampanye sby pd pemilu periode sblmx, yg pake lagu hit saat itu. whatever, yg instan-instan ini rasanya msh yg plg cocok th ini. jadi ....LANJUT! (bc sdh tua krn balon kita mmg tua2 smua) he he